Bikin Mewek... Telepon Umum dan Kenangannya

 

Sumber Foto : https://murdianah.gurusiana.id/

Anak Rohil - Bagi kalian yang lahir disekitar tahun 80an atau 90an, sudah barang tentu kenal dengan barang yang satu ini. Dengan ciri khas berwarna biru, berada di tengah atau pun di pusat kota. Ya telepon umum. Yang kini sudah tidak kita temukan, akibat dari kemajuan teknologi komunikasi yang membuat mudah komunikasi kita saat ini.

Keberadaan telepon umum di Kecamatan Bangko Dati II Bengkalis (Sekarang bernama Kabupaten Rokan Hilir) pada masanya menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat kala itu. Selain menjadi perhatian, telepon umum juga menjadi satu-satunya alat komunikasi masyarakat. Namun untuk menggunakan fasilitas ini, kita harus menyediakan uang dalam bentuk uang koin. Kalau tak salah penulis, yaitu yang koin senilai Rp. 50.,.

Ya, Rp. 50., yang kalau saat ini memang seolah tak memiliki arti. Namun sekitar tahun 90an, uang segitu udah terasa mewah. Karena penulis masih ingat, harga satu bungkus/porsi mie goreng seharga Rp. 800. Penulis pernah menggunakan fasilitas ini. Dimana saat ini ingin menanyakan tugas sekolah (PR) ke teman SMP. 

Sebenarnya handphone udah ada saat itu, tetapi untuk penulis yang tinggal di salah satu kampung, hal seperti handphone belum terjangkau untuk dibeli. Karena penulis juga menyakini, saat itu hanya orang di kota besar atau orang kaya yang punya handphone di saat masih tahun 90an itu.

Dengan uang Rp. 50, kita hanya bisa berbicara beberapa detik saja. Kemudian untuk menambah durasi, harus masukan lagi koin. Penulis yang tinggal di daerah yang bernama Simpang Tigo (Begitu penulis menyebutnya) harus bersepeda untuk bisa menelepon. Karena saat itu, letak telepon umum itu berada di depan Pasar Inpres. 

Dengan perkembangan teknologi masa kini, telepon umum harus pasrah. Diganti dengan handphone yang lebih praktis, dan memiliki aneka pilihan dan mereka. Tentunya hal ini bukan kemunduran, tetapi bukti kemajuan, bahwa ilmu selalu berkembang. Dan segala fasilitas menyesuaikan perkembangan zamannya.